Indonesia terdiri dari berbagai macam cekungan Tersier, dengan beberapa diantaranya telah terbukti menjadi sangat produktif memproduksi minyak dan gas. Berbagai macam studi dan penelitian mengenai petroleum system hingga tahap umum dalam evolusi geologi dari cekungan synrift hingga postrift dan diklasifikasikan dengan sesuai. Terdapat empat jenis Petroleum System (PSTs) yang sesuai dengan empat tahap utama pembentukan cekungan secara geodinamika, dan dikembangkan dalam cekungan yang bervariasi tergantung pada sejarah lingkungan pengendapan (i) oil-prone Early Synrift Lacustrine PST, ditemukan pada Eocene - Oligocene dibagian dalam dari synrift graben, (ii) oil and gas-prone Late Synrift Transgressive Deltaic PST, bertempat pada bagian lebih dangkal dari Oligocene - Early Miocene synrift grabens, (iii) gas-prone Early Postrift Marine PST, karakteristik dari periode Early Miocene transgressivene diatasnya, dan (iv) oil and gas-prone Late Postrift Regressive Deltaic PST, membentuk cekungan dangkal dari Late tertiary.
Peta lokasi Cekungan Indonesia, dikelompokkan berdasarkan volume cadangan. Jika kurang dari 10 MMBOE tidak terkandung Petroleum System.
Cekungan Sedimen Indonesia membentuk inti dari sebuah family cekungan Tersier yang berkembang diseluruh Asia Tenggara. Meskipun mereka mungkin sedikit berbeda umur, mereka berbagi banyak karakteristik: hampir semua dari mereka melewati early tertiary synrift hingga late Tertiary postrift, mereka semua hampir memiliki land–plant and/or lacustrine–algal charge system.
Pada hampir seluruh cekungan, terdapat empat tahapan evolusi tektonostratigrafi :
1. Early Synrift (Eocene-Oligocene) — sesuai dengan periode pembentukan rift graben dan diikuti dengan perioda maksimum subsidence. Sering pengendapan terbatas hingga awal pembentukan half-graben.
2. Late Synrift (Late Oligocene-Early Miocene) — sesuai dengan periode menurunnya graben subsidence, saat elemen-elemen individu rift digabungkan membentuk dataran luas yang diisi oleh sedimen.
3. Early Postrift (Early-Middle Miocene) — sesuai dengan periode tectonic quiescence diikuti marine transgression yang menutupi existing topografi graben-horst.
4. Late Postrift (Middle Miocene-Pliocene) — sesuai dengan periode inversi dan lipatan, selama delta regresif terbentuk.
Chronostratigraphy Cekungan minyak Indonesia, menunjukkan tahapan, tectonic background, geodynamic events. Seafloor spreading events dan continental collisions dari Longley (1997).