Lapangan Tanjung berlokasi di Barito Basin, SE Kalimantan, Indonesia (Figure 1). Ditemukan pada 1938, tapi belum berproduksi penuh hingga terhubung ke pipeline di tahun 1962. Saat bagian dalam dari sumur Tanjung-1 tested light oil dari Formasi Lwr Tanjung. Lapangan Tanjung mempunyai STOOIP 600 MMBO dan cadangan terbukti ~160 MMBO, dengan recovery factor 27%. Pada tahun 2000, Lapangan Tanjung telah mencapai total produksi ~136 MMBO (22.7% recovery factor). Target pada Lapangan Tanjung terdapat pada kedalaman dangkal (650-1500 m TVDSS) overthrust anticline dalam tujuh bagian utama, vertically stacked reservoirs, dimana bagian dalamnya terdiri dari fractured granitic basement. Mayoritas cadangan terdapat pada Formasi Lwr Tanjung, transgressive interval dari synrift hingga early postrift alluvial-fan, fluvial, delta plain dan shallow marine facies.
Figure 1. Lokasi dari Lapangan Tanjung, Barito Basin, SE Kalimantan, Indonesia (dimodifikasi dari Kusum dan Darin, 1989)
Lapangan Tanjung dibatasi kesebelah timur oleh Meratus Complex, a NNE-trending belt of deformed Cretaceous arcrelated volcanics dan batuan sedimen, granit, dan ofiolit. Barito Basin dipisahkan dari bagian dalam Kutai Basin ke sebelah utara dengan major sinistral strikeslip structure yang dikenal dengan Adang Fault (Figure 2). Barito Basin mendangkal kearah barat, melewati undeformed Barito Shelf, dan slopes kearah selatan hingga Laut Jawa. Figure 2. Elemen tektonik utama dari Barito Basin (Bon et al., 1996). Lapangan Tanjung berada pada bagian utara Barito Basin, ke sebelah barat dari Meratus Complex.
Barito Basin terbentuk pada Mid Cretaceous sebagai back-arc basin, berhubungan dengan oceanic subduction ke arah barat sepanjang margin timur Kalimantan. Arc-continent collision pada akhir Cretaceous menghasilkan uplift dari Meratus Complex dan sinistral strike-slip sepanjang Meratus Wrench Zone (Figure 3).
No comments:
Post a Comment